Senin, 28 April 2014

Mendesain dengan Maket

Jika mencermati judul entri, rasanya tulisan ini akan berisi langkah-langkah panduan mendesain dengan maket. Bukan itu yang saya maksud, karena memang saya bukan ahlinya mendesain dengan maket. Saya hanya ingin berbagi tentang hal yang baru saja saya sadari.

Harus saya akui, ternyata selama proses belajar di bangku kuliah, desain yang saya buat ternyata berbanding lurus dengan kemampuan saya mengutak-atik 3D model lewat software. Semakin mahir dalam 3D model, maka semakin berani pula saya membuat desain yang lebih kompleks. Meskipun punya ide yang cukup 'wow' tapi akhirnya urung dilanjutkan karena ketidakmampuan membuat 3D model. 

Saya selalu berkata dalam hati 'saya tidak mau diperbudak oleh komputer !'. Ternyata secara tidak sadar yang saya lakukan malah sebaliknya. Betapa konyol yang sudah saya lakukan. hahahaha.

Setahun sudah saya lulus dari bangku kuliah dan selama setahun itu pula banyak pengalaman yang selalu layak untuk disimpan. Selama 3 bulan membantu Pak Pradipto (Dosen Arsitektur UGM dan salah satu arsitek yang patut 'digugu lan ditiru') dan kini bekerja untuk Effan Adhiwira di EFF Studio, membuka keberanian untuk lebih mengeksplorasi desain. Rasanya, pagar pembatas ide dan imajinasi di kepala saya sudah tercabut sedikit demi sedikit. 

Lantas, apa yang membedakan metode beliau berdua dalam mendesain sehingga bisa memberi keberanian untuk lebih mengekplorasi desain? Jawabannya, mendesain dengan maket.

Mendesain dengan maket, memberi kebebasan saat akan bereksplorasi dengan bentuk. Lebih jauh lagi, maket bisa banyak membantu dalam membangun rasa akan skala dan proporsi. Lebih mudahnya, akan saya contohkan dengan proses desain untuk salah satu sayembara desain rumah budaya.

Setelah ide dituangkan dalam sketsa kasar, ide kemudian ditransformasikan dalam media maket. Proses ini dipakai untuk bereksplorasi dengan bentuk,proporsi dan skala. Dengan maket, bisa dengan mudah mengganti, mengurangi, menambah. Hanya perlu ditambahkan sedikit 'niat' untuk bermain dengan maket. Saya tidak bisa membayangkan kalau saya masih menggunakan 3D model untuk bereksplorasi, setengah mati rasanya.

 
Setelah puas bermain dengan maket kecil ini, proses dilanjutkan dengan pembuatan maket struktur dengan skala yang lebih besar. Seperti ini hasilnya.



Pembuatan 3D model tidak dapat dihindarkan. Namun yang membedakan adalah prosesnya. 3D model baru dibuat berdasarkan maket yang ada. Maket diukur dan diterjemahkan ke dalam 3D model. Hasilnya, baru kali ini rasanya puas sekali dengan proses desain yang saya kerjakan.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar