Siapa tidak tahu bambu ? Saya
yakin seluruh nusantara tahu apa itu bambu, karena pada dasarnya bambu selalu
ada di tiap jengkal tanah air ini. Namun yang menjadi pertanyaan, sejauh mana
kita mengenal bambu? Ya, bambu identik dengan material murah yang murahan dan
tidak awet. Persepsi inilah yang kini melekat di sebagian besar masyarakat
kita.
Di sisi lain, kini material
bambu mulai diminati beberapa kalangan praktisi arsitektur dan interior.
Seiring berkembangnya teknologi, maka ada banyak kesempatan dan teknologi
pengawetan (yang kini mulai bermunculan obat awetan herbal) dan finishing bambu.
Sebagai lulusan jurusan
arsitektur, saya ingin punya spesialisasi. Pilihan saya jatuh pada bambu.
Kenapa bambu ? Karena bagi saya, bambu sangat luar biasa. Sifatnya lentur, bisa
menyentuh seluruh golongan manusia dari yang katanya paling elit sampai yang
paling bawah. Jika bicara permasalahan sosial, bambu bisa jadi solusi khususnya
saat terjadi bencana. Cepat, mudah ditemui dan tentu saja murah menjadi
alasannya. Lain lagi tentang permasalahan green,
bambu bisa menjadi alternatif pengganti kayu yang keberadaannya banyak
dipenuhi lewat illegal logging. Terakhir,
tentang permasalahan tren ke depan. Dengan keunikan dan estetika yang bisa
dibentuk lewat bambu, saya yakin beberapa tahun ke depan pasar bangunan atau
furnitur bambu akan meningkat. Hanya masalah waktu dan pemahaman yang tepat
akan bambu yang akan menjadikan khalayak umum tidak ragu menggunakan bambu.
Cukup sudah berfilosofinya,
semuanya hanya akan tinggal mimpi jika tidak segera diperjuangkan. Mimpi ini
harus dirawat, caranya dengan terus berlatih dan bersahabat dengan bambu.
Desain ini saya beri judul ‘Exhibition Hall in My Mind’ karena memang desain
ini baru terbangun di angan saya. Desainnya terinspirasi dari bayak karya
arsitektur yang telah terbangun tapi bukan dengan material bambu. Desainnya
yang cukup tertutup dimaksudkan agar pencahayaan yang dramatis dapat diwujudkan
lewat desain lorong skylight.
Konsep desainnya sederhana,
lewat exhibition hall yang cukup tertutup, tempat ini ingin menyampaikan bahwa
seni yang keindahan tidak terbatas itu ternyata tetap memiliki batas. Hanya
keindahan dari Tuhan yang tanpa batas yang dimunculkan lewat turunnya cahaya
dari atas. Saat saya membayangkan berada di tengah-tengah ruangan tersebut dan
menengadah ke atas, rasanya tidak hanya keindahan yang saya rasakan tapi juga
kesejukan dan kedamaian.
Ada satu kekhawatiran saya
tentang material yang satu ini. Jika suatu saat ada yang berpendapat : “mas,
saya pengen desain yang permanen. Kalo dengan bambu kan cuma sementara saja,
umurnya ngga lama.” Kelak saya harap dapat dengan berani menjawabnya seperti
ini “bukankah memang semua yang diciptakan manusia itu sifatnya hanya
sementara? Kita saja yang ciptaan Tuhan hanya hidup sementara kok, apalagi yang
buatan manusia. Bangunan beton pun punya usia, begitu juga dengan bambu. Toh,
jika di desain dan dirawat dengan benar, bangunan bambu dapat bertahan lama.
Lihat saja karya nenek moyang kita. Kalau mencari yang permanen, bukankah yang
abadi dari manusia adalah jasanya dan semangat yang akan terus dikenang dan
dihidupi generasi penerusnya begitu juga dengan karya arsitektural akan tetap
terkenang lewat pengaruh dan dampak positifnya.”
Bermimpi memang menyenangkan,
tapi saya tahu ini semua tidak mudah dilakukan yang di sisi lain berarti tidak
mustahil untuk diwujudkan.
Wah desainnya menarik sekali, Mas. Boleh tanya gak apakah ada tutorial untuk merancang struktur bambu yang kompleks seperti itu di sketch up?
BalasHapusTerima kasih :)
proses pembuatan 3D model cukup sederhana. Pertama, dengan tool line, gambarkan struktur bambu yang diinginkan. Lalu dengan plugin 1001 bit tool, konversian garis ke bentuk tabung dengan diameter yang diinginkan. Coba cek link berikut http://www.youtube.com/watch?v=QXfS2AqH_D8
Hapus